Jumat, 17 Juli 2009

Puskesmas Rawat Inap Segera Beroperasi

sumber: http;//www.infojambi.com
Ditulis oleh can
Kamis, 09 Juli 2009 21:48


KUALATUNGKAL – Pemkab Tanjab Barat terus memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Salah satunya membangun sarana puskemas rawat inap di Kecamatan Merlung. Salah satu tujuannya adalah memberikan pelayanan pertama kepada korban kecelakaan.

Bupati Tanjab Barat Safrial MS mengatakan, puskemas itu mulai dibangun. "Mudah-mudahan dengan adanya puskesmas tersebut nanti dapat menjadi tempat yang berguna dan dimanfaatkan para pasien yang membutuhkan," ucapnya.

Pembangunan puskesmas akan mengacu pada standar pembangunan tempat kesehatan yang baik dan berkualitas. Dalam pembangunan lanjutan, puskesmas akan memiliki beberapa kamar rawat inap. "Nanti seperti rumah sakitlah, dapat menginap di sana dan ada dokter juga,” jelasnya.

Pembangunan pusat kesehatan masyarakat berbentuk rawat inap dengan fasilitas representatif memang perlu diwujudkan. Hal itu mengingat keberadaan puskesmas rawat inap masih minim, khususnya di Kecamatan Merlung.

Bupati mengatakan, puskesmas rawat inap sengaja dibangun di pinggir jalan lintas agar memudahkan warga mendapatkan pelayanan kesehatan. "Sangat strategis sekali. Keberadaan puskesmas pasti sangat diperlukan karena berada di jalan lintas," ucapnya.

Bila pembangunan ruang rawat inap tambahan selesai tahun ini, segera digunakan. Peralatan dan perlengkapan medis yang akan digunakan untuk puskesmas rawat inap tersebut juga telah disiapkan. "Kamarnya masih kurang dan kita masih melakukan penambahan lagi, makanya masih dilakukan pembangunan. Bila sudah selesai, secepatnya akan digunakan," tegasnya.(can)




Baca Selengkapnya.... - Puskesmas Rawat Inap Segera Beroperasi

Selasa, 14 Juli 2009

Ternyata Merlung Dikenal Seni Tempanya

Saya sangat terkejut ketika saya mencari berita - berita seputar Merlung, saat itu ketika saya googling ketemu artikel yang terdapat kata merlung di situs Gong majalah Seni Budaya .
setelah saya baca artikel tersebut saya baru tau kalau merlung dikenal sampai keluar dengan seni tempanya. mau lebih tau baca artikel di bawah ini terutama yang bertuliskan warna merah.

sumber:
  • Gong majalah Seni Budaya

  • Artikel ini :
  • Surutnya pembuatan keris tak sebatas oleh pola pewarisan yang tertutup. Ini tak luput dari datangnya kapitalisme



  • Jagat Mpu 1930

    Oleh: Galih Prasojo

    Surutnya pembuatan keris tak sebatas oleh pola pewarisan yang tertutup. Ini tak luput dari datangnya kapitalisme.

    Menurut perspektif Barat, pembuatan senjata khususnya pada orang-orang Timur—dengan porsi utama segi estetika—adalah salah satu pemenuhan kebutuhan manusia, yaitu pamer. Sungguh sebuah pandangan yang ganjil.
    Pembuatan senjata (keris) memakan proses panjang dan teknik-teknik khusus. Selain itu, keris juga mengandung makna-makna filosofis nan simbolis dari setiap lekuknya. Dalam banyak kebudayaan di Nusantara, ia dianggap bagian integral dari pemiliknya, misalnya bagi orang-orang Bugis, Makasar Bima, keris dianggap sebagai pengganti dari rusuk sebelah kiri yang hilang (demikian catat J.F Dingemans dalam tulisannya mengenai seni pembuatan pamor di Soerabaiasch Handelsblad, 8 juli 1904).

    Pamor
    Jika dirunut ke belakang, teknik pembuatan keris masuk ke Nusantara melalui India pada masa Hindu. Ditilik dari sisi histotikal, seni pembuatan senjata ini berasal dari persia yang dibawa ke India lalu masuk ke Asia Timur termasuk wilayah Nusantara. Yang paling mencolok adalah pada pamor—kata pamor yang berarti campuran, besi campuran dan diambil dari suku kata wor yang artinya mencampur. Yaitu penempaan plat baja dan logam dengan kandungan nikel secara bersamaan hingga melebur.




    Pada lapis permukaan, lapisan nikel itu menjadi tak tampak. Senjata tersebut kemudian diasamkan dengan asam arsenik sehingga bahan-bahan logam selain nikel akan rusak meninggalkan lapisan nikel yang akan membentuk kontur atau relief yang timbul pada senjata tersebut. Keris di Nusantara dibuat dengan teknik yang sama, tapi menggunakan bahan logam dengan kandungan nikel yang lebih sedikit. Dari nikel yang yang membentuk relief itulah muncul pamor dari keris seperti yang kita kenal sekarang ini.
    Ketika teknik tersebut memunculkan pamor dengan motif-motif yang berbeda, maka para mpu pembuat keris kemudian melakukan pengerjaan pamor secara rahasia. Dalam perkembangannya, pamor kemudian dirancang sesuai dengan motif pamor yang akan dimunculkan. Tergantung dari penghitungan komposisi dan teknik penempaan yang berbeda pula dari setiap jenis pamor. Karena tingkat kesulitan inilah pamor akhirnya menjadi sebuah identitas bagi para Mpu.

    Dalam lingkup yang lebih luas, keris dengan pamor-nya—yang merupakan pembeda keris dengan senjata lainnya—menjadi identitas budaya bernilai seni dan filosofi yang tinggi sehingga menjelma penanda suatu kebudayaan yang adiluhung.

    Persinggungan Religi
    Dalam kepercayaan masyarakat Jawa terdapat 5 hal yang menjadi pegangan yaitu: Turangga (kuda), Wanita (perempuan), Curiga (senjata), Wisma (rumah) dan Kukila (burung perkutut). Kesemua hal tersebut mewakili prinsip hidup yang menjadi pegangan dalam budaya Jawa.
    Keris—dalam konsep curiga—dipandang mempunyai suatu daya mistis yang lebih besar dari pada jenis senjata yang lain, sehingga memerlukan perlakuan yang berbeda pula. Keris dan senjata lain keramat lainnya atau sebagai pusaka harus dibersihkan (jamasan) setiap periode tertentu dengan upacara-upacara yang khusus pula. Senjata keramat tersebut dianggap mempunyai suatu daya magis, mempunyai roh yang dapat mempengaruhi kehidupan sang pemilik dan bahkan lingkungan sosial di lingkup kekuatan benda keramat tersebut.

    Hampir tiap keris sebagai senjata keramat mempunyai kesejarahannya masing-masing. Legenda Si Ginje , dua buah keris yang dijadikan sebagai pengikat perjanjian hubungan antara Mataram dan Kesultanan Jambi. Di masa itu, Kesultanan Jambi harus memberi upeti kepada Mataram. Keris Si Ginje harus terbuat dari besi yang bersumber dari sembilan benda dan tempat yang berbeda yang namanya harus diawali huruf P. Besi, bahan untuk keris harus dari mencuri dan pada saat pembuatannya hanya boleh ditempa setiap Jum’at pertama (majalah untuk bahasa India, negeri dan Volkenk, bagian XLVIII).

    G.A.J. Hazeu dalam tulisannya tentang legenda keris mencatat tentang Kyai Tjondong, salah satu pusaka kerajaan Majapahit yang setiap malam keluar sendiri dari sarungnya untuk meminum darah manusia. Sampai pada akhirnya perbuatan keris tersebut diketahui oleh tiga keris pusaka lainnya. Atas titah Raja, para mpu kemudian dikembalikan ke asalnya. Setelah itu, keris tersebut menyatu dengan lintang kemukus (bintang berekor). Dalam kepercayaan Jawa munculnya lintang kemukus adalah tanda akan terjadinya pageblug (bencana).

    Lalu tentang keris Mpu Gandring, ditulis oleh J. Brandes, yang merupakan cikal bakal hegemoni keris sebagai suatu legitimasi atas sebuah kekuasaan. Keris yang digunakan Ken Arok (pendiri Singosari) untuk membunuh Akuwu Tunggul Ametung dari Tumapel dan merebut istrinya (Ken Dedes). Diawali kejadian Ken arok saat melihat pancaran sinar dari yoni Ken Dedes sebagai pertanda bahwa Ken Dedes bakal menurunkan raja-raja di Jawa. Dari sini terlihat bahwa keris berperanan penting dalam pembentukan falsafah dan kepercayaan Jawa yang pada era Majapahit menguasai hamper seluruh wilayah di Nusantara sehingga falsafah ini kemudian menyebar pula di berbagai wilayah Nusantara lainnya.

    Sepeninggal Mpu
    Pada perkembangannya, seni membuat keris kian berkurang sebab para Mpu kebanyakan tidak mewariskan ilmunya. Di Yogyakarta dan Solo, sebenarnya masih terdapat beberapa Mpu yang ahli dalam membuat keris, tapi mereka hanya membuat keris hanya ketika raja atau bangsawan yang memesannya. Di Madura, empo (mpu) juga telah punah. Mpu terakhir di sana adalah Mpu Bratama dari Sumenep yang meninggal sekitar 50 tahun yang lalu (dihitung dari tahun 1930an).
    Para
    bupati sebelum masa itu banyak yang mempunyai pandai besi maupun mpu yang dikhususkan untuk membuat keris yang akan dipersembahkan pada raja. Tapi akhirnya, mereka beralih profesi menjadi pembuat perkakas di bidang pertanian sebab dibutuhkan banyak orang dan pembuatannya pun cenderung lebih praktis.
    Di Magetan Jawa Timur, terdapat mpu terakhir yang terkenal yakni empu Kyai Guna dengan ciri khas mempunyai banyak garis dalam pamornya. Di Madiun, masih terdapat mpu yang dapat memperbaiki pamor, tepatnya dari Desa Batoe di wilayah Tjaruban, tapi sebagaimana di Yogyakarta dan Solo, ia bergantung pesanan. Demikian juga yang terjadi di Jawa Tengah, kantong-kantong pembuat keris seperti Tegal, Pemalang, dan Banyumas, perlahan memunah.

    Begitupun di luar Jawa. Berbagai kemunduran merupakan hal yang menggejala, antara lain di daerah Tulangbawang (kala itu berada di residen lampung). Di Jambi gejala ini melanda di dusun Merlung (bagian wilayah Tungkal) yang terkenal dengan seni tempanya. Sementara di Palembang di mana pada masa itu paling tidak masih terdapat dua orang yang ahli dalam tempa pamor, yakni Akim dari kampnng 21 ilir dan Anang dari kampung 18 ilir yang pada akhirnya juga mengalami kemunduran. Juga di daerah Malaka, Aceh, maupun Celebes (Sulawesi).

    Setidaknya pada era awal abad ke-19 sampai masa tahun 30an inilah kemungkinan terjadi transisi dan tranformasi keris yang cukup mendasar. Revolusi industri di Eropa dan Amerika yang memunculkan era kapitalis membawa pengaruh yang cukup signifikan dalam mengubah paradigma kehidupan masyarakat hindia timur yang kala itu berada di bawah pemerintahan Belanda. Perubahan iklim dari tradisional ke modern otomatis mempengaruhi paradigma masyarakat tak terkecuali para pandai besi maupan para mpu yang kemudian lebih berorientasi ekonomi.


    Dielaborasi dari “Inlandsch Kunstnijverheid in Nederlandcsh Indie. JE. Jasper en Mas Pirngadie - Jilid V. Boek En Kunstdrukkerij v/u Mouton & Co, 1930,” dalam Buku Wangkingan Kebo Ijo, Bentara Budaya Yogyakarta (2008)
    Baca Selengkapnya.... - Ternyata Merlung Dikenal Seni Tempanya

    Sabtu, 11 Juli 2009

    Puskesmas Rawat Inap Bakal Dibangun Pemkab Tanjabbar

    Sumber: Infojambi.com(9 Juli 2009)

    KUALATUNGKAL
    - Guna mengantisipasi hal - hal yang tak diinginkan terkait kesehatan dan keselamatan pengendara kendaraan bermotor yang melintasi jalan lintas timur - Tanjabbar, Pemkab berencana akan membangun puskesmas rawat inap.

    Untuk mengantisipasi hal-hal yang tak dinginkan terjadi pada kesehatan dan kselamatan jiwa para pengendara yang melewati jalan lintas timur jalan-tanjab barat untuk itu, Pemerintah Kabupaten Tanjungjabung Barat saat ini telah membanguan dan mempersiapkan parasaran dan sarana puskesmas rawat inap dan pemkab mengambil tempat dijalan lintas yang ada dikecmatan merlung.

    Bupati Tanjungjabung Barat melalui Kabag Humas Tanjabar, Moch Arif kepada infojambi.com mengatakan, Pemkab saat ini telah melakukan pembangunan dan pembangunan tersebut saat ini telah dilakukan. "Mudah-mudahan dengan adanya Pusekesmas tersebut nantinya dapat menjadi tempat yang berguna dan dimanfaatkan para pasien yang membutuhkannya,” ucapnya.

    Pembangunan Puskesmas tersebut saat ini akan mengacu pada standar pembangunan tempat kesehatan yang baik dan berkualitas. Dalam pembangunan nantinya, Puskesmas tersebut nanti akan memiliki beberapa kamar rawat inap.

    Pembangunan tempat pusat kesehatan masyarakat berbentuk rawat inap (Puskesmas Rawat Inap) yang baik dengan fasilitas representatif memang sangat perlu diwujudkan. Hal ini mengingat keberadaan puskesmas berbentuk rawat inap masih terlihat minim di wilayah Kabupaten Tanjungjabung Barat, apalagi di kawasan Kecamatan Merlung.

    Dirinya mengatakan bahwa pembangunan puskesmas rawat inap ini memang sengaja di bangun di dipinggir jalan lintas. Hal tersebut dikarenakan bila ada yang memerlukan kebutuhan medis dapat langsung meminta pertolongan kesana"sangat startegis sekali nantinya ada puskesmas tersebut dan pasti sangat diperlukan karena berada dijalan lintas,"ucapnya.

    Lantas kapan direncanakan pembanguan Puskesmas tersebut dapat selesai dan bisa digunakan ?mantan dosen unja tersebut mengatakan bahwa untuk tahun ini pembangunanya kan dilanjutkan kembali dan bila selesai tahun ini akan segera digunakan. "Kamarnya masih kurang dan kita masih melakukan penambahan lagi, makanya masih dilakukan pembangunan lagi, bila sudah selesai secepatnya akan digunakan," urainya.

    Arif juga mengatakan, untuk peralatan dan perlengkapan kesehatan yang akan digunakan untuk puskesmas rawat inap tersebut juga telah disiapakan seperti halnya pembangunanya. "Semua kita [persiapkan untuk untuk fasilitas puskesmas baik dari gedungnya hingga peralatannya"tegasnya.




    Baca Selengkapnya.... - Puskesmas Rawat Inap Bakal Dibangun Pemkab Tanjabbar

    Senin, 06 Juli 2009

    Bersantai disore Hari




    Merlung comunity: Minimnya tempat wisata di kawasan merlung tidak membuat warga merlung hilang akal untuk bersantai - santai di sore hari. Simpang gor jalan baru contohnya, sekarang telah menjadi tempat bersantai- santai warga kawasan merlung di sore hari. Terutama pemuda - pemudi nya.
    Apa yang dapat di nikmati tempat tersebut? Salah satunya yaitu melihat balapan di jalan tesebut selanjutnya panorama alam dimana simpang 3 di dataran tinggi tersebut amatlah indah disore hari, melihat matahari terbenam di upuk barat walaupun tak seindah di tempat lain.
    Konon katanya tempat ini akan menjdi iconnya ibu kota kecamatan merlung ini.Mau jalan jalan sore jangan lupa mampir di jalan baru merlung. (ttdi)
    Baca Selengkapnya.... - Bersantai disore Hari

    Komentar Masuk