Rabu, 04 Februari 2009

Imfo Jambi, Jumat, 30/01/2009 | 16:46 WIB
Lulus PNS, 2 Caleg Tanjabar Mundur

KUALATUNGKAL- Dua orang Calon Legislator (Caleg) DPRD Kabupaten Tanjungjabung Barat (Tanjabar) yang sudah terdaftar dalam Daftar Calon Tetap (DCT) dinyatakan lulus dalam penerimaan CPNS formasi 2008 di lingkup Pemkab Tanjab Timur beberapa waktu, mengundurkan diri.

Mereka adalah Saiful Anwar, SE, Caleg nomor urut 5 daerah pemilihan (dapil) I dan Syahlan, S.Pdi dapil II nomor 5. Keduanya merupakan caleg dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Anggota KPU, Tanjabar, Sri Kasnelly,SE mengatakan, dua caleg tersebut secara resmi telah mengundurkan diri secara tertulis yang disampaikan kepada KPU Tanjungjabung Barat. "Surat pengunduran diri disampaikan 13 Januari 2009 lalu, sehari setelah pengumuman kelulusan mereka," ungkap, Sri Anggota KPU Devisi Pencalonan ini.

Pengunduran diri itu jelasnya, terlebih dahulu diketahui oleh pimpinan parpol dimana caleg tersebut bernaung. Setelah itu, parpol mengirimkan surat kepada KPU Tanjungjabung Barat .

Menurutnya, dengan mengundurkan diri dua calon legislatif tersebut. Maka, dari 482 caleg yang bertarung, sekarang tinggal 480 guna memperebutkan 30 kursi yang ada di DPRD Tanjungjabung Barat. Dapil tersebut terbagi dalam 4 daerah pemilihan, yaitu Dapil Tanjab Barat 1 (Tungkal Ilir, Bram Itam dan Seberang Kota) 10 kursi.

Dapil Tanjab Barat II (Kuala Betara dan Betara) 4 kursi, dapil Tanjab Barat III (Merlung, Muara Papalik, Renah Mendaluh, Tungkal Ulu, Tebing Tinggi dan Batang Asam) 10 kursi dan dapil Tanjab Barat (Pengabuan dan Senyerang) sebanyak 6 kursi.

“Jumlah mata pilih 183 ribu lebih. Ini-lah nanti yang akan diperebutkan suaranya di 13 kecamatan, “jelasnya.(infojambi.com/ir)

Baca Selengkapnya.... -
Imfo jambi

Gara-Gara Pupuk Langka, Hasil Panen Sawit Turun Drastis

KOTAJAMBI- Kelangkan pupuk yang terjadi di desa Merlung Kabupaten Tanjabbar mengakibatkan hasil panen sawit warga turun drastis hingga 50 persen. Hal ini sudah terjadi sejak 8 bulan terakhir.

‘’Kalau panen sawit sekarang cari 2-3 Ton perbulan susah. Biasanya setiap bulan kebun sawit saya menghasilkan 5-6 Ton TBS. Tapi sudah 8 bulan hasilnya jadi turun karena pupuk susah carinya,’’ Ujar Khodir, petani sawit di desa Merlung pada infojambi.com via ponselnya Jumat (30/1/09) sore.

Menurut petani yang memiliki 25 orang tenaga kerja untuk memanen sawit dikebunnya itu, hal ini dikarenakan pembelian pupuk bersubsidi saat ini sangat susah. Harus melalui proses yang panjang, mulai dari izin kepala desa, izin perusahaan dan berbagai izin lainnya. Lalu pengisian blangko dan prosedur-prosedur lainnya.

Selain itu, pembelian pupuk bersubsidi hanya bisa dilakukan dalam enam bulan sakali. ‘’Kalau dulu, kapanpun boleh beli pupuk bersubsidi jenis urea, sekarang tidak bisa lagi. Bahkan kalau sekarang beli pupuknya dibatasi 8 Ton saja per enam bulannya, kalau dulu bisa sampai 16-21 Ton,’’ keluhnya.

Perbedaan harga yang mencolok antara pupuk bersubsidi dan non subsidi, mengakibatkan masyarakat sekitar sangat tergantung dengan pupuk tersebut. Jika pupuk bersubsidi bisa dibeli dengan harga berkisar Rp 50- Rp 60 ribu, sedangkan pupuk non subsidi mencapai Rp 200 ribu.

Khodir menambahkan, untuk harga TBS saat ini sudah berangsur membaik. Saat ini harga sudah berkisar Rp 1.150, tetapi dengan langkanya pupuk mengakibatkan tanaman sawit mereka tidak terawatt karena kekurangan makan. (infojambi.com/ton)

Baca Selengkapnya.... -

Komentar Masuk