Jumat, 21 Januari 2011

Permainan Tradisional Asli Merlung “Capeng”


Permainanan “capeng” adalah permainan tradisional daerah merlung dan sebagian wilayah Mertulu (tanjab Barat), permainan ini dimainkan laki laki 2 regu atau perorangan yang menggunakan seperangkat alat (capeng dan panepek).






Alat Permainan

  1. Capeng


Capeng berbentuk oval pipih terbuat dari batok kelapa, batok kelapa di pilih yg tebal dan yg lebih bagus adalah batok kelapa muda, batok kelapa tidak boleh mempunyai serat yg berlapis.

Cara pembuatan: siapkan parang/golok yang tajam, amppalas (biasanya memakai daun dari tumbuhan yg disebut daun amplas), batok kelapa.

Batok kelapa di bentuk oval dengan salah satu sisi panjang membentuk runcing, diameter ± 4 cm, dibentuk sedemekian rupa, bahkan bisa di variasi membentuk tanduk disisi atas. Setelah terbentuk haluskan sisinya dengan amplas.


2.
Panepek

Panepek dugunakan untuk meluncurkan capeng dengan cara meletakan capeng ditanah dan letakan ujung runcing panepek ke ujung runcing capeng dan panepek di pukul/tpek.

Terbuat dari bila bambu, dibuat membentuk memanjang dengan salah satu ujung runcing. Panjang ± 39 cm, lebar salah satu ujung 1 – 2 cm (panjang juga bisa ditentukan).







Lapangan/arena

Arena bermainan di pilih dengan testur tanah datar, memanjang. Ukuran panjang tidak ditentukan (menurut kesepakatan yg ada saja).

  • Tempat mawak: tempat dimana untuk melontarkan capeng ke arena capeng penunggu.
  • Tempat nunggu: tempat memasang capeng bagi penununggu.


Cara Bermain untuk beregu

  • Ngundi regu siapa yg duluan mawak : Dilakukan dengan cara meleparkan panepek ke atas, sebelumya regu memilih sisi bilah, yg sisi kerasa atau lembut. Stelah jatuh ketanah dilihat sisi mana, apabila yg sisi keras maka yg mawak regu yg memilih sisi keras atau sebaliknya.
  • Penunggu : Yang nunggu memasang capengnya (dengan menancapkan sisi tajam capeng padaa lobang yg telah ditentukan) di arena penunngu, dengan deretan berjarak dari satu capeng kecapeng lain ± 3 meter, sisusun lurus memajang kearah tempat mawak.
  • Yang mawak : Yg mawak pergi ke tempak mawak ± 25 m dari tempat nunngu, dan satu persatu melontarkan capeng ke arena nunggu (masang) .
  • Cara manepek.

1. Tangan kiri memegang panepek

2. Tangan kanan manepek (memukul) panepek

3. Capeng ditempatkan di tanah dg posisi menelentang, sisi runcing panepek ditempatkan di sisi runcing capeng.

  • Capeng yg sudah sudah dilontakan diukur dengan menarik garis lurus memotong garis lurus memasang. Dan satu persatu dari regu untuk menepek yang mana harus mengenai capeng regu penunggu. Jika mengenai capeng dan capeng penunngu roboh dari tempat masang, maka berhak kembali untuk mengenai capeng penunggu yang lain, dan jika tidak kena maka tidak boleh lagi dalam sesi mawak pertama ini. Capeng yg roboh tak boleh di pasang kembali. Dalam permainan ini jika regu pembawa telah mengenai semua capeng penunggu maka pembawa kembali mawa, dan jika ada yg tersisa maka bergantian, pembawa menjdai penunggu.


Istilah dan hal hal dalam permainan capeng

1. Palang

Dikatakan palang jika capeng pembawa pas mawak dan dilontarkan langsung mengenai capeng penunggu. Bonusnya sesuai urutan capeng penunggu. Jika capeng urutan ke 3 dari pembawa, maka bonusnya akan ditambah mendekati area penunggu di ukur dengan 3 kali ukuran panepek.

2. Memecahkan Capeng

Para pemain berusaha memecahkan capeng penunggu dengan capeng dirinya, dengan cara memukul kuat panepek yg dipasang capeng, jika pecah itu merupakan kepusan tersendiri. Pembawa yg mengenai capeng maka ia berhak untuk mengenai capeng selanjutnya. Dan tidak membawa lagi ketika tidak mengenai lagi.

3. Game

Game nya permainan capeng ini tidak di tentukan, Cuma jika mendapatkan palang terus, maka tempat mawak akan terus mendekat dan ujung2 nya habis wilayah, maka game lah permainan ini.

Sangat susah memperjelaskan permainan ini, karena tidak ada tauran bakunya, dimainkan sesuai dengan permintaan.

Sebagai contoh, permainan ini tidak ada gamenya jika tidak ditentukan waktu atau bonus jika selesai dalam mengerjakan mawak.

4. Hukuman.

- Bisa dengan jalan kaki satu dengan jarak sepanjang arena permainan

- Atau dengan memecahkan capeng pihak kalah.


Cara bermain untuk perorangan

  • Pada intinya sama, yang membedakan adalah, pemain yang membawa tidak tergantung pada pembawa lain
  • Mengundi untuk mawa: sama seperti bergu, bedanya pemain semuanya harus memilih, apakah panepek sisi keras atau sisi lembut, jika ternyata setelah dilemparkan jatuh kebawah dan dalam posisi kerasa di atas maka yg memilih keras mawak dan yang sisi lembut nunggu/ nyadi, atau sebaliknya
  • Untuk mawak sama seperti beregu, namun yang membedakan adalah pembawa tidak harus mengenai semua capeng, cukup 1 capeng saja maka ia berhak untuk mawa kembali, dan jika terjadi palang maka itu adalah hak dia sendiri untuk dapat bonus yaitu jatah mendekatkan tempat mawak ke area penunggu di ukur dengan panepek sesuai nomor urut capeng menunggu, jika satu maka satu kali ukuran panepek juga bonusnya.
  • Pemain yang nunggu harus memasang kembali capeng yang telah roboh untuk dapat lagi pemain pembawa lain untuk dapt mengenai capennya. Peunggu berhak untuk mawak jika tidak satu pun pembawa mengenai capengnya, dan yang capengnya kena akan tetap menunggu dan menempatkan masang berubah menjauhi arah mawak (jika ada yang kosong). Untuk pembawak yang tidak mengenai satupun capeng penunggu, maka ia akan ikut jadi penunggu.
  • Game: tidak ditentukan, bahkan permainan ini bisa mencapai berjam jam lamanya.

Pesan Penulis:

  1. Untuk dapat permainan ini dipertandingkan secara resmi, maka permain capeng ini perlu membuat aturan bakunya.
  2. Penulis sadar tulisan ini jauh dari sempurna dan mungkin tidak sesuai apa yg sebenarnay, apalagi tidak terlalu di jelaskan dengan gambar. Penulis juga mengakui bahwa penulis kesulitan untuk menulis tentang ini, terutama dalam hal “Bahasa” dan untuk menjelaskannya.
  3. Untuk itu, penulis memohon koreksi, saran dan bantuan sahabat sahabat agar tulisan ini dapat disempurnakan.
  4. Atas koreksi, saran dan bantuannya di ucapkan terimah kasih.

By: Admin Merlung Comunity

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar Masuk